Beranda | Artikel
Cara Bertaubat dari Dosa Ghibah - Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr #NasehatUlama
Senin, 22 November 2021

Cara Bertaubat dari Dosa Ghibah – Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr #NasehatUlama

Penanya berkata: “Ya Syaikh kami, ahsanallahu ilaikum. Ada seseorang yang banyak menggunjing orang-orang hingga ia tidak ingat lagi nama-nama mereka, dan ia sekarang ingin bertaubat, maka bagaimana cara ia untuk bertaubat? Dan bagaimana caranya agar ia dapat membayar kezalimannya dan meminta penghalalan dari mereka? Jazakumullahu khairan…”

Aku memohon kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan nama-nama-Nya yang baik agar mengampuni saudara kita yang bertanya ini dan memberinya taufik untuk bertaubat dengan taubat yang sebenar-benarnya dan mengaruniakan kepada kita semua taufik kepada perkataan yang benar dan amalan yang shalih, serta melindungi kita dari keburukan diri kita dan kejelekan amalan kita. Ghibah, urusannya tidaklah remeh. Urusannya sangat besar! Dan seandainya tidak ada larangan tentang ghibah kecuali ayat dalam surat al-Hujurat (niscaya sudah cukup menjelaskan keburukannya)
“Apakah salah satu dari kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentulah kalian merasa jijik terhadapnya…
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12) Dalam ayat ini terdapat pembuka pintu bagi orang yang mengghibah agar bertaubat. Pintu taubat terbuka baginya, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Penerima Taubat dari dosa ghibah dan dosa lainnya. Namun itu jika seorang hamba jujur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam taubatnya. Dan dosa yang seorang hamba hendak bertaubat darinya jika itu berkaitan dengan hak-hak sesama manusia.

Jika itu berkaitan dengan hak-hak sesama manusia maka ia harus meminta penghalalan dari mereka dan meminta maaf kepada mereka karena dosanya berkaitan dengan hak mereka dan akan dimintai ganti darinya pada hari kiamat, dan gantinya berupa pahala-pahala kebaikan. akan dimintai ganti darinya pada hari kiamat, dan gantinya berupa pahala-pahala kebaikan. Mereka akan mengambil pahala kebaikannya; dari shalatnya, dari bacaan al-Qur’annya, dari duduknya untuk menuntut ilmu. Ia telah menuntut ilmu bertahun-tahun, namun bisa jadi pahala duduk bertahun-tahun ini pergi begitu saja untuk orang lain yang tidak menuntut ilmu selama itu.

Pahala menuntut ilmu ini untuk mereka, begitu juga pahala shalatnya, bahkan sebagian orang karena begitu banyak kezalimannya terhadap orang lain datang di hari kiamat sebagai orang yang bangkrut, padahal ia memiliki pahala shalat yang banyak, puasa yang banyak, sedekah-sedekah, dan amal-amal kebaikan lainnya. Semuanya lenyap. Pahala itu pergi untuk orang-orang yang memiliki hak atasnya. Maka sebuah kebaikan bagi seorang hamba untuk membebaskan diri dari hak-hak ini di dunia sebelum pahala kebaikan-kebaikannya diambil di hari kiamat. Sebelum pahala kebaikan-kebaikannya diambil di hari kiamat. Dan adapun yang berhubungan dengan tuduhan terhadap kehormatan orang lain, ghibah, hinaan dan celaan, dan lain sebagainya. Jika pelakunya itu mengetahui bahwa meminta maaf dari orang-orang yang ia ghibahi dengan cara menjelaskan dengan detail apa yang ia katakan tentang mereka akan menimbulkan berbagai kerusakan maka syariat hadir untuk mencegah kerusakan. Jika ia mengetahui bahwa cara itu menyebabkan berbagai kerusakan maka sebenarnya syariat hadir untuk mencegah kerusakan. Oleh sebab itu, dalam keadaan ini ia harus melakukan dua perkara

PERTAMA: banyak menyebutkan kebaikan-kebaikan mereka sebagai ganti atas keburukan yang ia sebutkan tentang mereka. Banyak menyebut kebaikan mereka, mendoakan mereka, memohonkan ampun dan rahmat bagi mereka, dan lain sebagainya, baik itu mereka masih hidup maupun telah meninggal.
KEDUA: Hendaklah ia meminta dari mereka pemberian maaf tanpa menjelaskan dengan detail apa yang telah ia katakan tentang mereka yang dikhawatirkan dapat menimbulkan kerusakan. Namun cukup dengan menyebutkan secara umum. Menyebutkan secara umum. Menyebutkan secara umum dengan menemui dan berkata kepadanya, “Aku telah melakukan kesalahan terhadap hakmu dan aku telah lalai…” Dan meminta darinya dengan lembut agar rela memberinya maaf. Dan kebanyakan orang akan berbaik hati. Jadi lebih baik baginya untuk meminta maaf dari mereka di dunia sehingga mereka memaafkannya sebelum mereka menuntut balas darinya dengan mengambil pahala kebaikannya di hari kiamat. Demikian.

===============================================================================

يَقُولُ شَيْخَنَا أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكُمْ

رَجُلٌ اغْتَابَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ

حَتَّى إِنَّهُ لَا يَذْكُرُ أَسْمَاءَهُمْ

وَهُوَ الْآنَ يُرِيدُ التَّوْبَةَ

فَكَيْفَ السَّبِيلُ إِلَى ذَلِكَ

وَكَيْفَ يَرُدُّ الْمَظَالِمَ وَيَتَحَلَّلُ مِنْ هَؤُلَاءِ

جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا

أَسْأَلُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ بِأَسْمَائِهِ الْحُسْنَى

أَنْ يَتُوبَ عَلَى أَخِينَا السَّائِلِ وَأَنْ يُوَفِّقَهُ لِــ

التَّوْبَةِ النَّصُوحِ

وَأَنْ يَمُنَّ عَلَيْنَا أَجْمَعِيْنَ

بِالتَّوْفِيقِ لِسَدِيْدِ الْأَقْوَالِ وَصَالِحِ الْأَعْمَالِ

وَأَنْ يُعِيذَنَا مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

الْغِيبَةُ

أَمْرُهَا لَيْسَ بِالْهَيِّنِ

أَمْرُهَا عَظِيمٌ جِدًّا

وَ

لَوْ لَمْ يَأْتِ فِي الْغِيبَةِ إِلَّا الْآيَةُ الْكَرِيمَةُ الَّتِي فِي سُورَةِ الْحُجُرَاتِ

أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ

وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

وَهَذَا فِيهِ فَتْحُ بَابٍ لِلْمُغْتَابِ أَنْ يَتُوبَ

وَأَنَّ بَابَ التَّوْبَةِ مَفْتُوحٌ

وَأَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى تَوَّابٌ

مِنَ الْغِيبَةِ وَغَيْرِهَا

لَكِنْ إِذَا صَدَقَ الْعَبْدُ مَعَ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

فِي التَّوْبَةِ

وَالذَّنْبُ الَّذِي يَتُوبُ مِنْهُ الْعَبْدُ

إِذَا كَانَ

يَتَعَلَّقُ بِالْآدَمِيِّيْنَ

إِذَا كَانَ يَتَعَلَّقُ بِالْآدَمِيِّيْنَ

لَا بُدَّ أَنْ يَتَحَلَّلَهُمْ

وَأَنْ يَطْلُبَ مُسَامَحَتَهُمْ

لِأَنَّ ذَنْبَهُ تَعَلَّقَ بِحَقٍّ لَهُمْ

وَ

سَيُقْتَصُّ مِنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالْقَصَاصُ مِنَ الْحَسَنَاتِ

يُقْتَصُّ مِنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

وَالْقَصَاصُ مِنَ الْحَسَنَاتِ

يَأْخُذُونَ مِنْ حَسَنَاتِهِ مِنْ صَلَاتِهِ

مِنْ قِرَاءَتِهِ لِلْقُرْآنِ

مِنْ جُلُوسِهِ لِطَلَبِ الْعِلْمِ

يَجْلِسُ لِطَلَبِ الْعِلْمِ سَنَوَاتٍ رُبَّمَا تَذْهَبُ بِالسَّنَوَاتِ الَّتِي جَلَسَهَا

لِآخَرِيْنَ مَا جَلَسُوا فِي طَلَبِ الْعِلْمِ مِثْلَهُ

فَتَذْهَبُ جُلُوسُهُ لَهُم

تَذْهَبُ صَلَاتُهُ

حَتَّى إِنَّ بَعْضَ النَّاسِ مِنْ كَثْرَةِ

تَعَدِّيَاتِهِ عَلَى الْآخَرِينَ

يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَكُونُ مُفْلِسًا

مَعَ أَنَّ عِنْدَهُ صَلَاةً كَثِيرَةً

وَصِيَامٌ كَثِيرٌ

وَصَدَقَاتٌ وَإِعْمَالُ بِرٍّ

كُلُّهَا تَذْهَبُ

تَذْهَبُ لِأَصْحَابِ التَّبِعَاتِ وَالْحُقُوقِ

فَمِنَ الْخَيْرِ لِلْعَبْدِ

أَنْ يَتَخَلَّصَ مِنْهَا فِي الدُّنْيَا

قَبْلَ أَنْ تُؤْخَذَ مِنْ حَسَنَاتِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

قَبْلَ أَنْ تُؤْخَذَ مِنْ حَسَنَاتِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

وَفِيمَا يَتَعَلَّقُ بِـ

الطَّعْنِ فِي أَعْرَاضِ النَّاسِ وَالْغِيبَةِ لَهُم وَالسُّخْرِيَةِ وَالِاسْتِهْزَاءِ

وَنَحْوِ ذَلِكَ

إِذَا كَانَ يَعْلَمُ

أَنَّ

طَلَبَ الْمُسَامَحَةِ

مِمَّنِ اغْتَابَهُمْ

بِتَفْصِيْلِ مَا قَالَهُ فِيهِمْ

يَتَرَتَّبُ عَلَيْهِ مَفَاسِدُ

فَالشَّرِيعَةُ جَاءَتْ بِدَرْءِ الْمَفَاسِدِ

إِذَا كَانَ يَعْلَمُ أَنَّ هَذَا يَتَرَتَّبُ عَلَيْهِ مَفَاسِدُ

فَالشَّرِيعَةُ جَاءَتْ بِدَرْءِ الْمَفَاسِدِ

فَعَلَيْهِ فِي هَذَا الْمَقَامِ

أَنْ يَفْعَلَ أَمْرَيْنِ

الْأَوَّلَ

أَنْ يُكْثِرَ مِنْ ذِكْرِهِمْ بِالْخَيْرِ

تَعْوِيضًا عَنِ الذِّكْرِ لَهُم بِالسُّوءِ

أَنْ يُكْثِرَ مِنْ ذِكْرِهِمْ بِالْخَيْرِ مَعَ الدُّعَاءِ لَهُمْ

وَالِاسْتِغْفَارِ وَالتَّرَحُّمِ وَنَحْوِ ذَلِكَ

أَحْيَاءً كَانُوا أَوْ أَمْوَاتًا

وَالثَّانِي

أَنْ يَطْلُبَ

مِنْ هَؤُلَاءِ الْمُسَامَحَةَ

لَيْسَ عَلَى وَجْهِ التَّفْصِيلِ بِذِكْرِ مَا كَانَ مِنْهُ

مِمَّا يُخْشَى أَنْ تَتَرَتَّبَ عَلَيْهِ الْمَفْسَدَةُ

وَلَكِنْ عَلَى وَجْهِ الْعُمُومِ

عَلَى وَجْهِ الْعُمُومِ

عَلَى وَجْهِ الْعُمُومِ يَذْهَبُ وَيَقُولُ لاَ بُدَّ أَنَّنِي أَخْطَأْتُ فِي حَقِّكَ

وَحَصَلَ مِنِّي تَقْصِيْرٌ

وَيَطْلُبُ مِنْهُ يَعْنِي مُتَلَطِّفًا مَعَهُ أَنْ يُسَامِحَهُ

وَالْغَالِبُ النَّاسُ فِيهِمْ خَيْرٌ

فَمِنَ الخَيْرِ لَهُ أَنْ يَطْلُبَ مِنْهُمْ مُسَامَحَةً فِي الدُّنْيَا

فَيَعْفُوا عَنْهُ قَبْلَ أَنْ يَقْتَصُّوا مِنْهُ

مِنْ حَسَنَاتِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ نَعَمْ


Artikel asli: https://nasehat.net/cara-bertaubat-dari-dosa-ghibah-syaikh-abdurrazzaq-al-badr-nasehatulama/